TERORISME
DI PINTU GERBANG KEBAKARAN[1]
Oleh: M.
SYAMSURIYANTO[2]
Tidak
ada istilah yang sesulit “terorisme”. Istilah tersebut bukan sekadar istilah koplak,
melainkan wacana dan pemikiran baru yang ramai diperbincangkan masyarakat dunia
dan mempunyai pengaruh besar bagi dinamika politik global. Terorisme bukan
sekadar diskursus pemikiran yang layak diperbincangkan, akan tetapi sebuah
gerakan global (global movement) yang hinggap di mana pun, kapan pun dan
hampir terjadi kepada siapa pun.
Terorisme
kian hangat ke permukaan, ketika gedung pencakar langit, World Trade Center
(WTC) dan gedung Pentagon, New York, hancur-lebur diserang sebuah kelompok
(gerakan), yang sampai saat ini masih menimbulkan pertanyaan. Berbagai tokoh
dan media internasional menyabut Jaringan internasional al-Qaedah sebagai aktor
di balik aksi penyerangan tersebut.
Terorisme
sebagai sebuah isme (paham) memang berbeda dengan mayoritas paham yang tumbuh
dan berkembang di dunia, baik pada zaman klasik, pertengahan maupun kontemporer.
Terorisme selalu identik dengan teror, kekerasan, anti humanisme, ekstrimitas, intimidasi,
fundamentalis, - dan yang lebih ironis lagi diidentikkan dengan Islamisme. Para
pelakunya biasa disebut sebagai teroris. Karena itu, terorisme sebagai paham
yang identik dengan teror seringkali menimbulkan konkuensi negatif bagi
kemanusiaan. Terorisme yang identik dengan “anti humanisem”, kerap kali menjatuhkan
korban kemanusiaan dalam jumlah yang tak terhingga.
Pengeboman
bus turis asing di Kairo, penembakan para turis di Luxor, Mesir, pengeboman
kedubes AS di Kenya dan insiden yang serupa merupakan salah satu bentuk
aksi-aksi terorisme. Dalam insiden tersebut membuktikan, bahwa ribuan nyawa
manusia yang tidak berdosa raib akibat ulah para teroris. Orang tua-renta, dewasa,
anak muda dan bayi turut menanggung akibat dari pertarungan ideologi.
Pada
titik ini, terorisme mendapatkan sorotan serius dari masyarakat dunia, bahwa
cara-cara yang ditempuh para teroris dapat mewujudkan instabilitas, kekacauan
dan kegelisahan yang berkepanjangan. Masyarakat senantiasa dihantui perasaan
was-was dan tidak aman.
Problematika
dikusi (Discussion Problematic)
1.
Adakah
korelasi antara Islam dan Terorisme? Bisakah gerakan atau organisasi keagamaan
yang diduga dalang terorisme sebagai representasi Islam[3]
(Yang selalu ), baik dalam ranah ajaran maupun pengikutnya?
2.
Apa
sebenarnya terorisme itu? Benarkah terorisme penyebab utama di balik
penyerangan gedung WTC?
3.
Siapa
sebenarnya yang melakukan aksi-aksi terorisme?
4.
Terorisme
produk Islam atau produk barat???
5.
Apa
yang melatarbelakngi terbentuknya terorisme???
6.
Apakah
sama definisi terorisme yang dikemukanan oleh Barat dengan dunia Islam?
7.
ISIS
(Islamic State of Iraq dan Suriah), gerakan terorisme atau gerakan
perjuangan? Jelaskan alasan secara rasional.
[1] Pengantar
materi diskusi pada kajian Ilmiah Devisi Keilmuan, Bahasa dan Perpustakaan
Dewan Mahasantri, hari Selasa Tanggal 4 November 2014 di Perpustakaan Asrama
Putra Pusat Ma’had al-Jami’an UIN Sunan Ampel Surabaya
[2] Ketua Dewan Mahasantri Pusat Ma'had al-Jamiah UIN Sunan Ampel Surabaya 2014-2015
[3] Islam adalah
agama yang membawa kedamaian secara universal.