Selasa, 02 Desember 2014



TERORISME DI PINTU GERBANG KEBAKARAN[1]
Oleh: M. SYAMSURIYANTO[2]

Tidak ada istilah yang sesulit “terorisme”. Istilah tersebut bukan sekadar istilah koplak, melainkan wacana dan pemikiran baru yang ramai diperbincangkan masyarakat dunia dan mempunyai pengaruh besar bagi dinamika politik global. Terorisme bukan sekadar diskursus pemikiran yang layak diperbincangkan, akan tetapi sebuah gerakan global (global movement) yang hinggap di mana pun, kapan pun dan hampir terjadi kepada siapa pun.
Terorisme kian hangat ke permukaan, ketika gedung pencakar langit, World Trade Center (WTC) dan gedung Pentagon, New York, hancur-lebur diserang sebuah kelompok (gerakan), yang sampai saat ini masih menimbulkan pertanyaan. Berbagai tokoh dan media internasional menyabut Jaringan internasional al-Qaedah sebagai aktor di balik aksi penyerangan tersebut.
Terorisme sebagai sebuah isme (paham) memang berbeda dengan mayoritas paham yang tumbuh dan berkembang di dunia, baik pada zaman klasik, pertengahan maupun kontemporer. Terorisme selalu identik dengan teror, kekerasan, anti humanisme, ekstrimitas, intimidasi, fundamentalis, - dan yang lebih ironis lagi diidentikkan dengan Islamisme. Para pelakunya biasa disebut sebagai teroris. Karena itu, terorisme sebagai paham yang identik dengan teror seringkali menimbulkan konkuensi negatif bagi kemanusiaan. Terorisme yang identik dengan “anti humanisem”, kerap kali menjatuhkan korban kemanusiaan dalam jumlah yang tak terhingga.
Pengeboman bus turis asing di Kairo, penembakan para turis di Luxor, Mesir, pengeboman kedubes AS di Kenya dan insiden yang serupa merupakan salah satu bentuk aksi-aksi terorisme. Dalam insiden tersebut membuktikan, bahwa ribuan nyawa manusia yang tidak berdosa raib akibat ulah para teroris. Orang tua-renta, dewasa, anak muda dan bayi turut menanggung akibat dari pertarungan ideologi.
Pada titik ini, terorisme mendapatkan sorotan serius dari masyarakat dunia, bahwa cara-cara yang ditempuh para teroris dapat mewujudkan instabilitas, kekacauan dan kegelisahan yang berkepanjangan. Masyarakat senantiasa dihantui perasaan was-was dan tidak aman.
Problematika dikusi (Discussion Problematic)
1.      Adakah korelasi antara Islam dan Terorisme? Bisakah gerakan atau organisasi keagamaan yang diduga dalang terorisme sebagai representasi Islam[3] (Yang selalu ), baik dalam ranah ajaran maupun pengikutnya?
2.      Apa sebenarnya terorisme itu? Benarkah terorisme penyebab utama di balik penyerangan gedung WTC?
3.      Siapa sebenarnya yang melakukan aksi-aksi terorisme?
4.      Terorisme produk Islam atau produk barat???
5.      Apa yang melatarbelakngi terbentuknya terorisme???
6.      Apakah sama definisi terorisme yang dikemukanan oleh Barat dengan dunia Islam?
7.      ISIS (Islamic State of Iraq dan Suriah), gerakan terorisme atau gerakan perjuangan? Jelaskan alasan secara rasional.


[1] Pengantar materi diskusi pada kajian Ilmiah Devisi Keilmuan, Bahasa dan Perpustakaan Dewan Mahasantri, hari Selasa Tanggal 4 November 2014 di Perpustakaan Asrama Putra Pusat Ma’had al-Jami’an UIN Sunan Ampel Surabaya
[2] Ketua Dewan Mahasantri Pusat Ma'had al-Jamiah UIN Sunan Ampel Surabaya 2014-2015
[3] Islam adalah agama yang membawa kedamaian secara universal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar