PEMANFAATAN NEW MEDIA DAN SOSIAL MEDIA DALAM
DAKWAH
Oleh: SYAMSURIYANTO
Di era teknologi informasi saat ini, peranan new media dan sosial
media dalam dakwah sangat penting. Dakwah tidak hanya dilakukan di masjid, tetapi
juga dilakukan di Internet. Pasalnya, kebutuhan masyarakat akan informasi sudah
menjadi kebutuhan pokok. Masyarakat
sudah disibukkan dengan aktivitas kesehariannya, mereka tidak sempat menonton
televisi dan membaca koran untuk mendapatkan informasi. Bahkan kebuthan
masyarakat akan informasi di internet dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun
mereka mempunyai alternatif untuk mendapatkan informasi yaitu menggunakan
internet. Dengan
kemudahan itu, maka saat ini informasi bisa didapatkan tanpa harus terikat
ruang dan waktu. Hal ini adalah kesempatan emas bagi da’i untuk memanfaatkannya sebagai
media dakwah. Selain berdakwah lewat dunia nyata, da’i juga diperlukan dakwah
lewat dunia maya sebagai pendukung dakwah di dunia nyata. Karena mengingat
berdakwah lewat dunia nyata sangat terikat dari ruang dan waktu.
Diantara contoh berdakwah dengan media sosial adalah sebagai berikut. Pertama, facebook merupakan
salah satu jejaring sosial yang ada di internet. Facebook mempunyai
jutaan pengguna dengan bermacam-macam latar belakang pendidikan, profesi, pekerjaan, kasta dan lain-lain. Dari pengusaha papan bawah dan atas, birokrat sampai
kalangan-kalangan paling elitpun bisa ditemukan disini. Dari kalangan anak-anak hingga orang tua, dari kalangan
terpelajar hingga awam. Dari artis, selebritis hingga ustadz akan ditemukan
disini. Berdakwah menggunakan facebook mempunyai ragam bentuk manfaat.
Walaupun oleh sebagian orang, facebook
dianggap lebih banyak mudlaratnya bahkan mereka mengatakan bahwa facebook adalah sumber dari kesesatan di dunia maya,
internet. Tetapi kita sebagai umat Islam, harus memanfaatkannya untuk
kepentingan dakwah. Misalnya saling bertukar pesan-pesan dakwah yang ringan dan
mudah dipahami dan mudah dilaksanakan, saling mengingatkan kepada amalan-amalan
kebaikan, mengundang untuk mengikuti acara-acara keagamaan yang terdekat. Jadi
pada dasarnya kemajuan teknologi seperti facebook misalnya bersifat netral,
maka penggunanyalah yang sangat menentukan ke arah mana ia digunakan, baik atau
buruk sepenuhnya tergantung di tangan penggunanya.
Pertimbangan
utama untuk menjadikan facebook sebagai media dakwah tentu saja berkaitan erat
dengan posisi facebook itu sendiri sebagai jaringan sosial yang terkemuka dan
paling diminati di seluruh dunia. Memanfaatkannya sebagai media dakwah tentunya
juga merupakan bagian dari proses kulturasi dakwah, yaitu dakwah yang
mempertimbangkan potensi dan kecenderungan kultural masyarakat. Karena memang
sejatinya dakwah harus mampu memasuki ranah kultur sebagai kecenderungan
masyarakat maka mememilih facebook sebagai media dakwah merupakan suatu
keharusan bagi dai, sekaligus juga menolak asumsi umum kalau para dai merupakan
kelompok yang anti terhadap kemajuan.
Dakwah menggunakan facebook sudah
banyak dilakukan oleh para da’i. Diantaranya oleh Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz,
M.Ag dalam situs facebook “Moh Ali Aziz”. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan beliau beragama, mulai dari motivasi
untuk melaksanakan sholat yang berkualitas, motivasi untuk menjalani hidup dan
kehidupan, bersikap tawadlu, menghargai orang lain, bersyukur, dan pesan-pesan dakwah yang lain.
Berdakwah di bidang Twitter juga tidak ketinggalan. Seperti hanya Ustadz Felix Siauw. Da’i kelahiran
Palembang ini dikenal sebagai
aktivis dakwah di media sosial, karena dakwahnya di
Twitter begitu populer, padat, mantap dan berpengaruh dan menyentuh hati follower-nya. Tercatat hingga semalam (tanggal 17 Februari 2013
pukul 20.23 wib), jumlah follower-nya mencapai 214.229 orang. Angka tersebut
mengalami peningkatan 19 orang hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Karena
jumlah follower-nya pada pukul 19.54 wib baru mencapai 214.210 orang.
Pertama, Menggunakan fasilitas blog (website pribadi) dan website.
Blog pada awalnya adalah media sosial yang digunakan hanya untuk menulis
catatan harian pribadi yang ada di internet. Bahkan tak jarang para blogger
menjadikannya hanya sekedar “diary internet”. Beberapa tahun kemudian dari
perkembangannya itu, blog digunakan untuk kepentingan pribadi baik ekonomi, sosial, politik, budaya maupun yang
lainnya. Sedangkan website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatya berada di World
Wide Web (WWW). Perbedaan dakwah melalui blog dan website, jika website biasa hanya menyediakan “komunikasi satu
arah”, pengunjung hanya menerima apa yang mereka baca di halaman website
tersebut tanpa bisa mengomentarinya (pengunjung menjadi pasif), sedangkan blog
memberikan “komunikasi dua arah” pada pengunjung, konten yang di publikasi
dapat diberi komentar dan komentar dapat dibalas dengan pengunjung lain atau
pemilik blognya (pengunjung menjadi aktif). Hal itu akan lebih bermanfaat lagi
ketika blog digunakan untuk
kepentingan dakwah, begitu juga website jika digunakan sebagai media dakwah
yang efektif dan efisien.
Diantara contoh website yang digunakan untuk kepentingan dakwah adalah yusufmansur.com milik ustadz Yusuf Mansyur. Beliau menggunakan bahasa yang memotivasi
dan menyentuh
hati untuk selau mendekatkan diri kepada Allah Swt. Contoh, pada tanggal 23 November 2013 materi dakwah yang
disampaikan di situs websitenya adalah berjudul “Do’a, mendo’akan dan minta dido’akan”. Judul yang dikemukakan tersebut mendapatkan
apresiasi dari 31 responses, mayoritas responses berpendapat bahwa judul dan tema tersebut
setelah dibaca dan direnunginya menyentuh hatinya untuk selalu mendekatkan diri
kepada Allah dengan penuh semangat.
Blog adalah
website yang mengandung isi dalam urutan waktu terbalik dan terdiri atas
posting-posting. Dimana posting terbaru akan ditampilkan terlebih dahulu,
kemudian posting yang lebih lama. Dengan kata lain tulisan-tulisan yang
diposting akan dimunculkan berdasarkan tanggal, artinya tanggal tulisan terbaru
akan ditampilkan paling atas atau depan. Sedangkan tulisan yang lama berada dipaling bawah.
Selain media sosial sebagai media dakwah seperti yang telah penulis
jelaskan serta contohnya di atas. Di bawah ini akan penulis jelaskan tentang new
media dengan produknya sebagai media dakwah di era digitalisasi. Pertama, new
media dengan audio digital-nya
yang diputar dengan MP3 (MP3, MPEG, Audio Layer 3), AAC (Advanced Audio
Coding) WMA (Windows
Media Audio), Real Audio dan lain-lain-nya menjadi media dakwah yang baik. Audio digital itu
yang berisi musik-musik Islami/religi. Dengan media tersebut, kita dapat mendengarkan musik-musik Islami tersebut. Secara tidak
langsung kita akan mendapatkan nilai-nilai keislaman. Contoh MP3 kitab Hilyah
Tholibil Ilmi - Contoh-contoh Adab Terhadap Guru (Contoh MP3 kajian keislaman),
MP3 Qori’ Ust. H. Muammar ZA (Contoh MP3 morattal al-Qur’an), MP3 Maher Zain -
Baraka Allahu Lakuma (Contoh MP3 musik Islami) dan lain-lain.
Kedua, new media dengan VCD (Compact Discs) dan DVD (Digital
Versatile Disc or Digital Video Disc)-nya menjadi sarana dakwah yang sangat efektif dan
efisien. Rekaman kegiatan pengajian dan ceramah-ceramah para mubaligh telah
banyak yang disimpan dalam VCD maupun DVD sehingga dengan mudah dapat
didistribusikan ke daerah-daerah sasaran dakwah yang dekat maupun yang jauh
dengan cepat. Dengan media
tersebut, kita dapat belajar dan menyimak pelajaran dari para asatid di waktu
lain, dengan suasana lebih santai beserta orang-orang yang dikasihi. Seperti, VCD As-Sayyid Alwi al-Maliky: Faham-Faham Yang
Harus Diluruskan, VCD Ceramah Habib Umar bin Hafidz - Bersimpuh
di Pintu Sang Maha Pemberi, Paket 15 VCD Taklim Ihya Ulumuddin – Rahasia
Keajaiban Hati, DVD Film Ashabul Kahfi, Kisah 309 Tahun
Pengikut Nabi Isa Al Masih di dalam gua, (Subtitle Bahasa Indonesia, Durasi 9
Jam Lebih), DVD Film Omar, Umar bin Khattab, 30 Episode,
Terjemah Bahasa Indonesia, Paket DVD Tausyiah Al-Habib Taufiq bin Abdul
Qadir Assegaf dan lain-lain.
Ketiga, new media dengan aplikasinya yang maju dan serba digital,
dapat dimanfaatkan juga menjadi dakwah lewat jual beli dengan prinsip-prinsip
ekonomi syari’ah. Sebab pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga
misi. Pertama ialah misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada
ukuran-ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal, Kedua ialah
pelaksanaan etika dan ketentuan hukum syariah yang harus menjadi ciri kegiatan
ekonomi umat Islam, dan ketiga ialah membangun kekuatan ekonomi umat
Islam, sehingga menjadi sumber dana pendukung dakwah Islam yang dapat ditarik
melalui zakat, infak, sedekah, wakaf dan lain-lain. Seperti yang telah
dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur dengan situs websitenya wisatahati.net, serta situs www.syariahbisnis.com dan lain-lain.
Keempat, new media dengan
software aplikasinya dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan dakwah. Hal lain
yang bisa kita manfatkan adalah dalam hal efisiensi. Jika secara fisik
kitab-kitab hadits yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan itu, dengan kemajuan
Teknologi Informasi cukup disimpan dalam sebuah komputer/flashdisk yang mudah
dibawa dan dibaca dimanapun. Dengan
melakukan digitasi teks telah banyak tersedia buku-buku elektronik (e-books)
yang dapat kita nikmati baik buku-buku tafsir, tarikh, kitab-kitab hadits,
kitab-kitab fiqih dan lain-lain. Aplikasi tersebut antara lain Al
Quran digital : memudahkan pencarian ayat dan topik-topik dalam Al-Qur’an, Maktabah
syamilah dan lain-lain.
Kelima, new media dengan aplikasi
ponsel celluler juga dapat digunakan untuk kepentingan dakwah. Hal ini nampak dari begitu banyaknya pemakai celluler, mulai dari
pengusaha kelas atas hingga pengusaha kelas bawah, bahkan tidak sedikit para
remaja pengangguran, pelajar yang belum memiliki panghasilanpun
banyak yang menggunakan celluler. Melihat begitu semaraknya celluler, maka
alangkah besar manfaatnya jika celluler digunakan sebagai media
dakwah, yaitu dengan cara memanfaatkannya sebagai media untuk mengirin
pesan-pesan normatif yang mengandung tsaqafah
Islamiyah .
Keenam, new media dengan elektronik mail (E–mail)-nya dapat mempermudah dan mempercepat mengakses informasi
dimana saja dan kapan saja berada. Dengan adanya
komunikasi dalam penyampaian informasi tidak lagi dibatasi jarak maupun waktu. Dengan adanya e–mail orang bisa menyampaikan pesan secara langsung
walaupun dengan jarak yang jauh. Hal ini sangatlah efektif dan efisien dalam pengembangan
dakwah Islamiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar