Selasa, 22 April 2014

PERAN KOMUNITAS UMAT ISLAM INDONESIA DALAM MEMANFAATKAN NEW MEDIA DAN SOSIAL MEDIA DALAM DAKWAH



PERAN KOMUNITAS UMAT ISLAM INDONESIA  DALAM  MEMANFAATKAN NEW MEDIA DAN SOSIAL MEDIA DALAM DAKWAH
Oleh: SYAMSURIYANTO


Peran komunitas umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting untuk memajukan Islam itu sendiri. Semua akan dapat berjalan dengan baik, jika anggota dari komunitas umat Islam itu melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab atas apa yang telah dibentuknya untuk menegakkan kalimat Allah. Dengan membuang urusan- urusan pribadi. Peran komunitas umat Islam Indonesia (ormas Islam Indonesia) dalam memanfaatkan new media dan sosial media mempunyai pengaruh yang sangat besar. Mereka berfikir bahwa new media dan sosial media (baca: Internet) adalah salah satu media yang efektif dan efisien dalm melakukan dakwah Islamiah kepada masyarakat, baik kepada kaum muslim maupun kepada non muslim.
Peran komunitas umat Islam Indonesia dalam  media, dalam memanfaatkan new media dan sosial media (khususnya website) adalah Sebagai berikut.
Pertama, melaksanakan toleransi antar  komunitas umat Islam Indonesia dengan yang lainya. Akhir-akhir ini, justru banyak komunitas umat Islam Indonesia (ormas Islam Indonesia) yang saling memfitnah atas ormas Islam yang lain. Saling menjelekkan dan mengumbar aib sesama. Contoh pada tataran tahlinan, ada salah satu situs website dari ormas Islam tersebut melakukan kritik besar-besaran terhadap ormas Islam yang melaksanakan amalan tersebut. Mereka mengatakan amalan itu (baca: tahlinan, yasinan, istigatsah dan-lain-lain) itu adalah amalan yang tidak ada dalilnya dan tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Jadi, perbuatan saling mengejek melalui situs website itu tidak sepantasnya bagi ormas Islam yang notabene-nya ingin mengabdi kepada bangsa, negara terutama pada agama Islam. Saling memahami amalan antar ormas Islam itu lebih baik dari saling memfitnah antar keduanya. Salah satu opsi yang baik untuk saling menghormati antar ormas Islam adalah dengan saling memahami amalan antar ormas Islam tersebut.
Kedua, memberikan informasi yang baik dan terpercaya kepada masyarakat. Di era globalisasi, masyarakat lebih bergantung dan percaya kepada informasi di media sosial dan new media ( internet) dari pada informasi di media konvensional. Maka peran komunitas umat Islam di sini tidak boleh mengada-ada (membuat-buat) informasi, sehingga ketika diteliti kebenarannya tidak ada. Hal ini sangat merugikan sekali terhadap masyarakat Islam dan lainnya. Misi suci Islam yang telah disampaikan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah tidak boleh dikotori oleh umat Islam sendiri dengan memberikan informasi yang kotor, sehingga akan mengakibatkan perbuatan yang fatal kepada masyarakat sendiri.
Ketiga, mendahulukan kepentingan uamat Islam secara umum, dari pada kepentingan ormas islam (baca: kelompok) sendiri. Banyak situs website Islam saat ini yang lebih mementingkan kelompoknya sendiri, dari pada kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Islam itu adalah rahmat, jangan sampai nilai-nilai kerahmatan dalam Islam hilang karena umat Islam sendiri lebih mendahulukan kepentingan sendiri dari pada kepentingan kelompok dirinya.  
Keempat, memberikan dan menginovasi materi dakwah (artikel keislaman) yang akan diakses ke media sosial secara berkala untuk menjadikan pembacanya tidak merasa jenuh. Karena mereka akan selalu mendapatkan nasihat dan ilmu baru. Materi dakwah yang disampaikan harus lebih menekankan pada tabsyir, yaitu pemberian materi dakwah yang didasarkan pada janji dan pahala yang diberikan Allah Swt kepada hamba-hambanya baik di dunia maupun di akhirat kelak bagi hamba-hambanya yang selalu melaksanakan perbuatan sholeh dan menjauhi segala larangannya. Jika komunitas Islam menginginkan, jangan pernah memberikan materi dakwah yang bersifat tandzir, yaitu pemberian materi dakwah yang didasarkan pada ancaman dan adzab yang diberikan Allah Swt kepada hamba-hambanya baik di dunia maupun di akhirat kelak bagi mereka yang melaksanakan perbuatan dosa dan melanggar perintah-perintahnya.
Kelima, membentengi internal umat Islam dengan membentenginya dengan tetap berpegang teguh pada aqidah ahl as-Sunnah wa al-Jamaah dengan ilmu syar’i yang mantap dari serangan aliran-aliran yang menyimpang dari  Islam yang ingin menghancurkan umat Islam lewat pemikiran mereka dari dalam. Komunitas umat Islam yang dalam koridor ahl as-Sunnah wa al-Jamaah harus selalu memfilter paham-paham sesat yang tidak sesuai dengan Islam.
Keenam, membentengi dari eksternal umat Islam (serangan kristenisasi, liberalisme, dan lain-lain) yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka melakukan demikian untuk menghancurkan umat Islam dari serangan dari luar, biasanya mereka menyerang dengan pendekatan budaya dan pemikiran. Mereke yakin dengan menggunakan pendekatan itu umat Islam bisa hacur dari pada pendekatan peperangan (kekerasan) yang tidak bisa mungkin dilakukan.
Ketujuh, memberikan motivasi kepada umat Islam untuk melakukan hal-hal yang baik. Artinya membentengi semua kalangan baik generasi muda wanita orang dewasa atau anak-anak yang menjadi incaran budaya-budaya pendatang yang mengajak orang kepada permisifme dan memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur dan mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan prilaku amoral lainnya. Contohnya selalu melaksanakan jihad dalam berbagai hal. Jihad dimaksud bukan seperti pandangan terorisme (melakukan kerusuhan, kekerasan dan pengeboman), melainkan dengan membantu sesama jika dalam kesulitan dan musibah (tanpa pandang agama), membangun masjid, sekolah Islam (baca: madrasah), dan lain-lain. Hal itu lebih bermanfaat dari pada melakukan kerusuhan, kekerasan dan pengeboman yang dilakukan oleh banyak kaum radikal Islam yang mengaku membela Islam. Padahal Islam itu penuh dengan kedamaian dan tidak ada misi dakwah dalam Islam dengan menggunakan kekerasan dan peperangan, selama masih ada cara yang lebih baik.
Kedelapan, memberikan pengarahan dan bimbingan kepada umat Islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas  keilmuan umat agar mereka mampu membela, mempertahankan Islam dan menjaga identitas keislaman dengan akidah mereka secara benar. Komunitas Umat Islam juga mampu memberikan informasi untuk menyelamatkan umat Islam dari aliran-aliran sesat dan menghadapi mereka dengan cara-cara yang yang baik (diskusi, seminar dan penerbitan sebuah buku untuk melawan mereka dengan baik) dan berusaha menyingkap tujuan-tujuan mereka dan membedah kesalahan ideologi mereka. Setelah itu Komunitas Umat Islam memberikan  penyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat itu serta mengungkapkannya kepada masyarakat dengan argumen yang jelas dan atas dasar pemahaman dan ilmu yang benar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar