Selasa, 22 April 2014

PEMANFAATAN NEW MEDIA DAN SOSIAL MEDIA DALAM DAKWAH



PEMANFAATAN NEW MEDIA DAN SOSIAL MEDIA DALAM DAKWAH
Oleh: SYAMSURIYANTO
 
Di era teknologi informasi saat ini, peranan new media dan sosial media  dalam dakwah sangat penting.  Dakwah tidak hanya dilakukan di masjid, tetapi juga dilakukan di Internet. Pasalnya, kebutuhan masyarakat akan informasi sudah menjadi  kebutuhan pokok. Masyarakat sudah disibukkan dengan aktivitas kesehariannya, mereka tidak sempat menonton televisi dan membaca koran untuk mendapatkan informasi. Bahkan kebuthan masyarakat akan informasi di internet dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun mereka mempunyai alternatif untuk mendapatkan informasi yaitu menggunakan internet. Dengan kemudahan itu, maka saat ini informasi bisa didapatkan tanpa harus terikat ruang dan waktu. Hal ini adalah kesempatan emas bagi da’i untuk memanfaatkannya sebagai media dakwah. Selain berdakwah lewat dunia nyata, da’i juga diperlukan dakwah lewat dunia maya sebagai pendukung dakwah di dunia nyata. Karena mengingat berdakwah lewat dunia nyata sangat terikat dari ruang dan waktu.
Diantara contoh berdakwah dengan media sosial adalah sebagai berikut.  Pertama, facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang ada di internet. Facebook mempunyai jutaan pengguna dengan bermacam-macam latar belakang pendidikan, profesi, pekerjaan, kasta dan lain-lain. Dari pengusaha papan bawah dan atas, birokrat sampai kalangan-kalangan paling elitpun bisa ditemukan disini. Dari kalangan anak-anak hingga orang tua, dari kalangan terpelajar hingga awam. Dari artis, selebritis hingga ustadz akan ditemukan disini. Berdakwah menggunakan facebook mempunyai ragam bentuk manfaat. Walaupun oleh sebagian orang, facebook  dianggap lebih banyak mudlaratnya bahkan mereka mengatakan bahwa facebook  adalah sumber dari kesesatan di dunia maya, internet. Tetapi kita sebagai umat Islam, harus memanfaatkannya untuk kepentingan dakwah. Misalnya saling bertukar pesan-pesan dakwah yang ringan dan mudah dipahami dan mudah dilaksanakan, saling mengingatkan kepada amalan-amalan kebaikan, mengundang untuk mengikuti acara-acara keagamaan yang terdekat. Jadi pada dasarnya kemajuan teknologi seperti facebook misalnya bersifat netral, maka penggunanyalah yang sangat menentukan ke arah mana ia digunakan, baik atau buruk sepenuhnya tergantung di tangan penggunanya.
Pertimbangan utama untuk menjadikan facebook sebagai media dakwah tentu saja berkaitan erat dengan posisi facebook itu sendiri sebagai jaringan sosial yang terkemuka dan paling diminati di seluruh dunia. Memanfaatkannya sebagai media dakwah tentunya juga merupakan bagian dari proses kulturasi dakwah, yaitu dakwah yang mempertimbangkan potensi dan kecenderungan kultural masyarakat. Karena memang sejatinya dakwah harus mampu memasuki ranah kultur sebagai kecenderungan masyarakat maka mememilih facebook sebagai media dakwah merupakan suatu keharusan bagi dai, sekaligus juga menolak asumsi umum kalau para dai merupakan kelompok yang anti terhadap kemajuan.
Dakwah menggunakan facebook  sudah banyak dilakukan oleh para da’i. Diantaranya oleh Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag dalam situs facebook  Moh Ali Aziz”. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan beliau beragama, mulai dari motivasi untuk melaksanakan sholat yang berkualitas, motivasi untuk menjalani hidup dan kehidupan, bersikap tawadlu, menghargai orang lain, bersyukur,  dan pesan-pesan dakwah yang lain.
Berdakwah di bidang Twitter juga tidak ketinggalan. Seperti hanya Ustadz Felix Siauw. Da’i kelahiran Palembang ini dikenal sebagai aktivis dakwah di media sosial, karena dakwahnya di Twitter begitu populer, padat, mantap dan berpengaruh dan menyentuh hati follower-nya. Tercatat hingga semalam (tanggal 17 Februari 2013 pukul 20.23 wib), jumlah follower-nya mencapai 214.229 orang. Angka tersebut mengalami peningkatan 19 orang hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Karena jumlah follower-nya pada pukul 19.54 wib baru mencapai 214.210 orang.
Pertama, Menggunakan fasilitas blog (website pribadi) dan website. Blog pada awalnya adalah media sosial yang digunakan hanya untuk menulis catatan harian pribadi yang ada di internet. Bahkan tak jarang para blogger menjadikannya hanya sekedar “diary internet”. Beberapa tahun kemudian dari perkembangannya itu, blog digunakan untuk kepentingan pribadi baik ekonomi, sosial, politik, budaya maupun yang lainnya. Sedangkan website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatya berada di World Wide Web (WWW). Perbedaan dakwah melalui blog dan website, jika website biasa hanya menyediakan “komunikasi satu arah”, pengunjung hanya menerima apa yang mereka baca di halaman website tersebut tanpa bisa mengomentarinya (pengunjung menjadi pasif), sedangkan blog memberikan “komunikasi dua arah” pada pengunjung, konten yang di publikasi dapat diberi komentar dan komentar dapat dibalas dengan pengunjung lain atau pemilik blognya (pengunjung menjadi aktif). Hal itu akan lebih bermanfaat lagi ketika blog digunakan untuk kepentingan dakwah, begitu juga website jika digunakan sebagai media dakwah yang efektif dan efisien.
Diantara contoh website yang digunakan untuk kepentingan dakwah adalah yusufmansur.com milik ustadz Yusuf Mansyur. Beliau menggunakan bahasa yang memotivasi dan menyentuh hati untuk selau mendekatkan diri kepada Allah Swt. Contoh, pada tanggal 23 November 2013 materi dakwah yang disampaikan di situs websitenya adalah berjudul “Do’a, mendo’akan dan minta dido’akan”. Judul yang dikemukakan tersebut mendapatkan apresiasi dari 31 responses, mayoritas responses berpendapat bahwa judul dan tema tersebut setelah dibaca dan direnunginya menyentuh hatinya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh semangat.
Blog adalah website yang mengandung isi dalam urutan waktu terbalik dan terdiri atas posting-posting. Dimana posting terbaru akan ditampilkan terlebih dahulu, kemudian posting yang lebih lama. Dengan kata lain tulisan-tulisan yang diposting akan dimunculkan berdasarkan tanggal, artinya tanggal tulisan terbaru akan ditampilkan paling atas atau depan. Sedangkan tulisan yang lama berada dipaling bawah.
Selain media sosial sebagai media dakwah seperti yang telah penulis jelaskan serta contohnya di atas. Di bawah ini akan penulis jelaskan tentang new media dengan produknya sebagai media dakwah di era digitalisasi. Pertama, new media dengan audio digital-nya yang diputar dengan MP3 (MP3, MPEG, Audio Layer 3), AAC (Advanced Audio Coding) WMA (Windows Media Audio), Real Audio dan lain-lain-nya menjadi media dakwah yang baik. Audio digital itu yang berisi musik-musik Islami/religi. Dengan media tersebut, kita dapat mendengarkan musik-musik Islami tersebut. Secara tidak langsung kita akan mendapatkan nilai-nilai keislaman. Contoh MP3 kitab Hilyah Tholibil Ilmi - Contoh-contoh Adab Terhadap Guru (Contoh MP3 kajian keislaman), MP3 Qori’ Ust. H. Muammar ZA (Contoh MP3 morattal al-Qur’an), MP3 Maher Zain - Baraka Allahu Lakuma (Contoh MP3 musik Islami) dan lain-lain.
Kedua, new media dengan VCD (Compact Discs) dan DVD (Digital Versatile Disc or Digital Video Disc)-nya menjadi sarana dakwah yang sangat efektif dan efisien. Rekaman kegiatan pengajian dan ceramah-ceramah para mubaligh telah banyak yang disimpan dalam VCD maupun DVD sehingga dengan mudah dapat didistribusikan ke daerah-daerah sasaran dakwah yang dekat maupun yang jauh dengan cepat. Dengan media tersebut, kita dapat belajar dan menyimak pelajaran dari para asatid di waktu lain, dengan suasana lebih santai beserta orang-orang yang dikasihi. Seperti, VCD As-Sayyid Alwi al-Maliky: Faham-Faham Yang Harus Diluruskan, VCD Ceramah Habib Umar bin Hafidz - Bersimpuh di Pintu Sang Maha Pemberi, Paket 15 VCD Taklim Ihya Ulumuddin – Rahasia Keajaiban Hati, DVD Film Ashabul Kahfi, Kisah 309 Tahun Pengikut Nabi Isa Al Masih di dalam gua, (Subtitle Bahasa Indonesia, Durasi 9 Jam Lebih), DVD Film Omar, Umar bin Khattab, 30 Episode, Terjemah Bahasa Indonesia, Paket DVD Tausyiah Al-Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf dan lain-lain.
Ketiga, new media dengan aplikasinya yang maju dan serba digital, dapat dimanfaatkan juga menjadi dakwah lewat jual beli dengan prinsip-prinsip ekonomi syari’ah. Sebab pemberdayaan  ekonomi umat mengandung tiga misi. Pertama ialah misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran-ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal, Kedua ialah pelaksanaan etika dan ketentuan hukum syariah yang harus menjadi ciri kegiatan ekonomi umat Islam, dan ketiga ialah  membangun kekuatan ekonomi umat Islam, sehingga menjadi sumber dana pendukung dakwah Islam yang dapat  ditarik melalui zakat, infak, sedekah, wakaf dan lain-lain. Seperti yang telah dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur dengan situs websitenya wisatahati.net, serta situs www.syariahbisnis.com dan lain-lain.
Keempat, new media dengan software aplikasinya dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan dakwah. Hal lain yang bisa kita manfatkan adalah dalam hal efisiensi. Jika secara fisik kitab-kitab hadits yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan itu, dengan kemajuan Teknologi Informasi cukup disimpan dalam sebuah komputer/flashdisk yang mudah dibawa dan dibaca dimanapun. Dengan melakukan digitasi teks telah banyak tersedia buku-buku elektronik (e-books) yang dapat kita nikmati baik buku-buku tafsir, tarikh, kitab-kitab hadits, kitab-kitab fiqih dan lain-lain.  Aplikasi tersebut antara lain Al Quran digital : memudahkan pencarian ayat dan topik-topik dalam Al-Qur’an, Maktabah syamilah dan lain-lain.
Kelima, new media dengan aplikasi ponsel celluler juga dapat digunakan untuk kepentingan dakwah. Hal ini nampak dari begitu banyaknya pemakai celluler, mulai dari pengusaha kelas atas hingga pengusaha kelas bawah, bahkan tidak sedikit para remaja pengangguran, pelajar yang belum memiliki panghasilanpun banyak yang  menggunakan celluler. Melihat begitu semaraknya celluler, maka alangkah besar manfaatnya jika celluler digunakan sebagai media dakwah, yaitu dengan cara memanfaatkannya sebagai media untuk mengirin pesan-pesan normatif yang mengandung tsaqafah Islamiyah .
Keenam, new media dengan elektronik mail (E–mail)-nya dapat mempermudah dan mempercepat mengakses informasi dimana saja dan kapan saja berada. Dengan adanya komunikasi dalam penyampaian informasi tidak lagi dibatasi jarak maupun waktu. Dengan adanya e–mail orang bisa menyampaikan pesan secara langsung walaupun dengan jarak yang jauh. Hal ini sangatlah efektif dan efisien dalam pengembangan dakwah Islamiyah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar