Oleh: Syamsuriyanto[1]
PENELITIAN MANAJEMEN DAKWAH
Dakwah IDIAL (Ikatan Da’i di Area
Lokalisasi )
Terhadap Prostitusi di Jawa Timur
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Dosen:
Yusuf Amrozi, M.MT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
IDIAL (Ikatan
Da’i di Area Lokalisasi) adalah sebuah organisasi yang bergerak dibidang
dakwah kegiatan prostitusi di Jawa Timur (Jatim) dibawah payung MUI (Majelis
Ulama’ Indonesia) Jatim dan legalitasnya berdasar SK MUI Jatim untuk periode 5
tahun (2012-2016). Pembentukan IDIAL
sesuai dengan misi MUI Jatim dalam menyelesaikan masalah-sosial
kemasyarakatan. MUI Jatim menyadari bahwa umat Islam Jatim diperkirakan 96,76 %
dari sejumlah penduduk di Jatim sekitar 38.000.000-jiwa, sangat ironis jika
terdapat lokalisasi WTS terbesar se-Asia Tenggara.
Puluhan
pengurus IDIAL dilantik oleh ketua umum MUI, Drs. KH Abdusshomad Buchori di
balai RW 4 Dupak Bangunsari Krembangan Surabaya, pada hari Sabtu tanggal 04
Februari 2012. Acara
pelantikan para da’i yang fokus di
area bisnis prostitusi ini dibarengkan dengan agenda pemulangan 44 WTS dan
Mucikari, karena itu acara ini ditempatkan di Balai RW 4 Bangunsari yang
notabene adalah area lokalisasi.
Lembaga ini
dibentuk atas kesadaran terhadap realitas masyarakat yang memandang sebelah
mata terhadap dunia prostitusi. Padahal
mereka juga perlu penyadaran dan uluran tangan agar tidak terjembab semakin
jauh kedalam dunia hitam ini. IDIAL dibentuk untuk mendukung program Pemprov Jatim dalam
memberantas praktik prostitusi.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana Sumber daya manusia (pendakwah), lokasi dan mitra dakwah, media dan sarana dakwah, metode dan strategi dakwah, logistik dakwah serta tujuan dakwah IDIAL Jawa Timur dalam pengentasan prostitusi di Jatim.?
- Bagaimana struktur organisasi serta pembagian tugas dalam IDIAL Jatim.?
- Bagaimana SOP (Standar Operasional Prosedur), perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan dakwah, kelebihan dan kekurangan dakwah serta agenda penutupan lokalisasi prostitusi yang sudah dilakukan oleh IDIAL Jawa Timur.?
C. Tujuan
Penelitian
- Mengetahui Sumber daya manusia (pendakwah), lokasi dan mitra dakwah, media dan sarana dakwah, metode dan strategi dakwah, logistik dakwah serta tujuan dakwah IDIAL Jawa Timur dalam pengentasan prostitusi di Jatim.
- Mengetahui struktur organisasi serta pembagian tugas dalam IDIAL Jatim.
- Mengetahui SOP (Standar Operasional Prosedur), perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan dakwah, kelebihan dan kekurangan serta agenda penutupan lokalisasi prostitusi yang sudah dilakukan oleh IDIAL Jawa Timur.
BAB II
PERENCANAAN (PLANNING)
A. Sumber Daya
Manusia (Pendakwah)
Sumber daya manusia yang digunakan oleh IDIAL Jawa Timur
adalah para da’i-da’iyah dan muballigh-muballighah yang ada di
Jawa Timur serta didukung oleh tokoh masyarakat setempat.
B. Lokasi dan Mitra
Dakwah
Mitra dakwah yang menjadi objek dakwah IDIAL Jawa Timur yaitu
para mucikari, WTS serta pihak-pihak yang mendukung prostitusi yang ada di Jawa
Timur (terdapat 47 titik prostitusi yang tersebar di 38 kab/kota di Jatim.),
khususnya di kota Surabaya ada 6 lokasisasi prostitusi (Seperti Dupak
Bangunsari, Tambak asri, Moro Senneng, Dolly, Klakah Rejo dan Jarak).
C. Media dan Sarana
Dakwah
Pembinaan
mental dan spiritual melalui ceramah agama diberikan di masjid-masjid dan
musholla-musholla. Selain itu, juga memanfaatkan Balai RT dan RW yang ada
dikelurahan yang dijadikan sebagai sarana dan tempat dakwah, yang sebelumnya
sudah dikoordinasikan dengan ketua RT dan RW masing-masing.
D. Sumber
Dana Dakwah (Logistik Dakwah)
Sumber dana
yang digunakan oleh IDIAL berasal dari:
1.
Pemerintah kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
(Biro Kesejahteraan Rakyat dan Dinas Sosial Jawa Timur);
2.
Kementrian Sosial RI;
3.
Pihak-pihak terkait yang tidak mengikat.
E. Metode dan
Strategi Dakwah
- Dakwah bil-lisan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara memberikan ceramah agama, tausiyah (pesan-pesan moral agama), dan lain-lain. ceramah agama yang dilakukan dengan metode tabsyir[2] bukan dengan metode tandzir[3]. Khusus lokalisasi yang ada di Dupak Bangunsari (kota Surabaya), ceramah agama dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah sholat ashar mengadakan istighotsah bersama di TPA Rodlotul khoir[4]. Karena beberapa Pengurus IDIAL Jawa Timur berada di daerah tersebut, yaitu Dr. H. A. Sunarto AS,MEI (Ketua Umum IDIAL Jawa Timur), Drs. KH. M. Khoiron Syuaib (Ketua I IDIAL Jawa Timur) serta beberapa da’i-da’iyah yang lain.
- Dakwah bil-maal, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara memberikan bantuan stimulus kepada WTS untuk dijadikan modal usaha serta untuk meneruskan keterampilan yang dimiliki di kampung halaman masing-masing.
- Metode dakwah Struktural, yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan dukungan yang optimal dari Pemerintah baik dari Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya Pemprov Jatim (Gubernur dan lainnya) maupun Pemerintah RI (melalui Kementrian Sosial RI) untuk menutup prostitusi yang ada di Jawa Timur setelah melalui mekanism
- Metode dakwah terpadu, yaitu tata cara untuk melaksanakan dakwah yang terarah, terprogram, terkoordinasi, dilakukan dengan persiapan yang matang, ada kerjasama, dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini, IDIAL bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, baik dari Pemprov Jatim, MUI Jatim, Kementrian Sosial RI dan-lain-lain
F. Tujuan Dakwah
1. Mendapatkan ridlo dari Allah. Karena perbuatan
prostitusi adalah perbuatan yang dilarang dan diharamkan oleh Allah SWT.
Jangankan melakukan perbutan itu, mendekati saja perbutan yang berorientasi
kepada prostitusi (zina) Allah SWT melarangnya.
2. Memberikan rasa keamanan bagi masyarakat, karena
pengembangan prostitusi sangat dicela dan dilarang agama, berdampak pada sikap dan
perilaku masyarakat, merangsang terjadinya praktik seks bebas, merusak moral,
nilai-nilai serta sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, dan pranata sosial.
3. Menyalamatkan kehidupan keluarga, karena
prostitusi sebagai sumber penularan penyakit berbahanya seperti HIV/AIDS yang
dapat mengancam keselamatan keluarga dan kelangsungan hidup bangsa.
4. Merubah daerah-daerah prostitusi khususnya di
kota Surabaya Dupak Bangunsari, Tambak asri, Moro Senneng, Dolly dan Jarak
menjadi daerah bebas prostitusi. Dengan kata lain, menjadikan Jawa Timur
propinsi yang makmur dan berakhlak mulia
5. Menaikkan harkat dan martabat serta menyadarkan Wanita Tuna Susila (WTS) dan pihak-pihak yang terkait lainya. Deklarasi
Universal HAM dapat disimpulkan bahwa mencari penghidupan dari kegiatan
prostitusi baik menjadi WTS, Mucikari dan pekerjaan lain yang mendukung
prostitusi adalah bertentangan dengan harkat dan martabat kemanusiaan sehingga
tidak layak dilakukan dan wajib diberantas. Walaupun keberadaan WTS
dilokalisasi dengan sebab yang beragam seperti, keterpaksaan, kemiskinan,
tertipu, psikologis dan kondisi marjunal lainnya.
BAB III
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
A. STRUKTUR
ORGANISASI
SUSUNAN
MAJELIS PENGURUS WILAYAH
IKATAN
DA’I AREA LOKALISASI (IDIAL)
PROVINSI
JAWA TIMUR
1.
DEWAN PENASEHAT
: 1. Drs. KH. Abdusshomad
Buchori
2. Drs. H. Syaifullah
Yusuf
3. Drs. H. A.Sudjak,M.Si
2.
DEWAN PEMBINA
: 1. KH.
Abdurrahman Navis, Lc.M.Hi
2. Drs. H. Imam Tabroni, MM.
3. Drs. Abdurrachman Azis, M.Si
4. Drs. KH. A. Fauzi
Affandi S. BA
5. Dra. Hj. Udji
Asiyah, M.Si
6. Prof. Dr. H.
Moh. Ali Azis, M.Si
7. Drs. Bawon Adhi Y, M.Si
8. Drs. H.Moch.Masduqi, SH
3.
PENGURUS
Ketua Umum :
Dr. H. A. Sunarto
AS,MEI
Ketua-ketua :
1. Drs.
KH. M. Khoiron Syuaib
2. Ainul
Yaqin, S.Si, M.Si.
Apt.
3. Prof. Dr.
H. Aswadi, M.Ag
Sekretaris Umum : Mochammad Yunus, SIP
Sekretaris-sekretaris : 1. Drs. H .Abdurrahman
Gufron
2. Drs. HM. Abu
Ali, S.Pdi. MM
3. Drs. HM. Yasin
Tatissina
Bendahara Umum : Dr.Hj.Mutimmah Faidah,M.Ag
Bendahara-bendahara :
1. Hj.Roudlotul Jauharoh
2. Hj. Latifah Sanuri
4.
DIVISI - DIVISI
a.
Divisi Pendidikan Dan Pengembangan
SDM.
Ketua : Drs.Moch.Isa Anshary,M.Psi
Anggota : 1. Drs. Mohamad Nur
Fuad,MA
2. Drs.Anshori,M.Ag
3. Drs. Achmad Barir,M.Si
4. M.Nashir Marzuki,LC
5. Ahmad Rizal,S.Sos.I
6. Dr.
Mohammad Rofiq, M.Pd., M.Si., M.Pd.I
b.
Divisi Pengembangan Dakwah Dan
Pemberdayaan
Ketua : Dr. KH.
Zainuddin MZ, M.Ag
Anggota :1. Abdullah Sattar, S.Ag, M.Fil
2. Baihaqi,Lc
3. H.Said Umar
Toyo, Lc, M.H.I
4. Abdul Halim, S.Ag
5. Masyhudan, ST.
6. Ahmad Misbahul Abidin,
M.Pd.I
c.
Divisi Pengembangan Ekonomi &
Sosial
Ketua : H.Ubaidillah Nurdin,SE
Anggota : 1. Drs.Samsuddin Hisyam,MM
2. Drs.M.Qudsi Fauzy,M.M
3. Drs.Ibrahim
4. Drs. Moh. Mansyur
d.
Divisi Pengembangan Kemitraan Antar
Lembaga.
Ketua : Drs. Indera Istianto,SH.MM
Anggota : 1. Dra.Hj.Munjidah Wahab
2. Drs.H.Abdul Munif
3. Drs. Yuni Riwayanto
4. Faishal Haq, M.Pd.I
5. Siti Suhana,SE
e.
Divisi Advokasi Hukum, Ham Dan Lingkungan Hidup
Ketua : Drs. Makruf,SH
Anggota : 1. Drs. H. Saifuddin Zaini, M.Pd.i
2. Maryadi Ahmad,S.Hi
3. Saiful Aris,SH
4. Rahmat Sukarno, S.H.I
f.
Divisi Komunikasi Dan Informasi
Ketua : Drs. Abd Rochim
Anggota : 1. H.Bakhtiar Rosyaduddin,S.Hi
2. Cholis Akbar,M.Si
3. Dra.Hj.Dalilah
Candrawati,M.Ag
4. Dra.Hj. Faridah
Hanum
5. Dra. Hj. Salimah Hadi
6. Gatot Subiantoro
7. M. Sudjowadi, S.T (Adi Sar)
8. Nur Sholeh, SH.
g.
Divisi Penelitian Dan Pengembangan
Ketua : Drs. Agus Afandi,M.Fil.l
Anggota : 1. Hadi Susanto,M.Si
2. Dr. Abdul Muchid,
3. Husnul Muttaqin,S.Sos.M.S.I
4. Dra.Hj. Mihmidaty Afif, M.Pdi
5. Dra.Yulia,M.Si
6. Pianah
7. Rendra Oktavian, M.PSDM
8. Nanang Abdul Chanan, S.Sos
9. Sulasih
10. Sumarmi
h.
Divisi Rehabilitasi, Konseling Dan
Kesehatan
Ketua : Dr.dr. Siti Nur Asiyah,M.Ag
Anggota : 1. Nailatin Fauziyah,S.Psi, M.Si
2. Dra. Ragwan Albaar ,M.Ag
3. Agus Santoso, S.Ag, M.Pd i
4. Drs. H. Syaikhu A. Husen, M.Si
5. Dra. Hj.Nur Mazidah,M.Si
6. Ahmad Sulkhan
7. Budiati, S.Pd
8. Hendrik Koeswanto, S.Sos.I
5.
KOORDINATOR DA’I LOKALISASI
1.
Lokalisasi Dupak Bangunsari
Ketua : Kusriyanto
Anggota : 1. Sungari
2. Yuli
2.
Lokalisasi Klakah Rejo
Ketua :
Anggota :
3.
Lokalisasi Moroseneng
Ketua :
Anggota :
4.
Lokalisasi Dolly
Ketua : M. Safiiq
Anggota : Ngadimin Wahab
5.
Lokalisasi Jarak
Ketua : Khoiron
Anggota :
6.
Lokalisasi Tambak Asri (Kremil)
Ketua : Subandi
Anggota : 1 Abdul Basit.
2. Sugiyanto
B. Pembagian Tugas
dalam Organisasi
1.
Dewan Pembina bertugas:
a. Dewan Pembina berkewajiban mengambil alih penyelesaian masalah yang
tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Penasihat.
b. Dewan Pembina berwenang memberikan penilaian atas kinerja Pengurus IDIAL-MUI Jatim baik dibidang Organisasi, kegiatan sosial dan keuangan.
c. Dewan Pembina berwenang menyatakan Pengurus IDIAL-MUI Jatim dinilai gagal dalam menjalankan tugasnya disertai alasan-alasannya.
d.
Keputusan bersama Dewan Pembina dan Dewan Penasihat merupakan
keputusan yang final dan mengikat.
e. Dewan Pembina berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan kepada Pengurus IDIAL-MUI Jatim dalam menjalankan tugasnya baik secara
tertulis maupun tidak secara tertulis.
2.
Penasehat bertugas:
a. Memberikan saran, masukan, pendapat maupun
usulan serta pertimbangan kepada
pengurus dalam rangka pelaksanaan program kerja dan atau semua kegiatan
organisasi dan manajemen dakwah prostitusi.
b. Berwenang memberikan penilaian terhadap
Pengurus IDIAL-MUI Jatim untuk disampaikan kepada Dewan Pembina.
c. Dewan Penasihat berwenang menyelesaikan perbedaan pendapat dan persepsi didalam tubuh Pengurus IDIAL-MUI Jatim.
3.
Ketua umum bertugas/;
a.
Bertanggung jawab dalam organisasi IDIAL-MUI Jatim
b. Pengambil keputusan dalam setiap kebijakan,
c. Membuat rencana
jangka panjang dakwah lokalisasi,
d. Menetapkan tujuan
dan misi organisasi, serta strategi dakwah prostitusi yang digunakan,
e. Mengembangkan semua
rencana dakwah yang telah dibuat,
f. mengadakan
hubungan dengan pihak luar dakwah networking dan lain-lain.
g. Sedangkan Ketua (I, II, dan III) bertugas
membantu ketua umum dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugasnya.
4.
Sekretaris umum bertugas:
a. Memimpin dan bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi dan sekretariat dakwah,
b. Mewakili ketua (jika berhalangan) untuk menandatangani
surat-surat yang sifatnya ke dalam/internal organisasi dakwah, serta dapat
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua dan lain-lain,
c. Sedangkan sekretaris (I dan II) bertugas membantu
sekretaris umum dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugasnya.
5.
Bendahara umum bertugas:
a. Mengelola keuangan organisasi
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh ketua umum,
b. Bersama-sama ketua umum menandatangani dokumen-dokumen
keuangan,
c. Melaporkan secara periodik penggunaan
dana organisasi dan kekayaan organisasi setiap kali mengadakan
rapat/pertemuan dan lain-lain,
d. Sedangkan bendahara (I dan II) bertugas
membantu bendahara umum dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugasnya.
6. Setiap divisi melakukan tugas-tugas yang telah diberikan
oleh penguus harian dan membuat program-program agar aktivitas dakwah berjalan
dengan baik. divisi pendidikan dan pengembangan SDM; divisi pengembangan dakwah dan pemberdayaan; divisi pengembangan ekonomi & social; divisi pengembangan kemitraan antar
lembaga; divisi advokasi hukum, ham
dan lingkungan hidup; divisi komunikasi dan informasi; divisi penelitian dan pengembangan; divisi rehabilitasi, konseling dan
kesehatan
7. Koordinator da’i lokalisasi bertugas melakukan apa yang disudah direncanakan oleh organisasi, seperti
terjun langsung kelapangan dakwah prostitusi dengan strategi yang efektif dan
efisien. Walaupun semua elemen dalam organisasi juga melaksanakan dakwah
langsung. Sehingga aktivitas dakwahnya
itu berjalan sesuai dengan yang diharapakan.
BAB IV
PENGENDALIAN / PENGAWASAN (CONTROLLING)
A. SOP (Standar
Operasional Prosedur) IDIAL Jawa Timur
- Memberikan pembinaan mental dan spiritual baik melalui ceramah agama maupun bimbingan konseling. Pendekatan dakwah menggunakan prinsip dakwah Rahmatan lil’alamin yang persuasif, kondusif dan tidak konfrontatif. Materi dakwah (maddah) yang disampaikan bersifat humoris, sehingga mitra dakwah tidak merasa bosan. Dalam pembinaan tersebut, mereka diberi pelatihan keagamaan seperti salat.
- Merobah mindset dan menumbuhkan kesadaran mereka untuk alih profesi dan alih fungsi sesuai dengan assesement.
- Memberikan pelatihan keterampilan sesuai bakat dan minat yang dimiliki oleh mucikari dan WTS. Jika mereka mempunyai bakat keterampilan menjahit, maka diberi pelatihan menjahit. Jika mempunyai bakat di Salon, maka diberi pelatihan tentang tata rias. Serta bakat keterampilan lain yang dimiliki oleh mucikari dan WTS. Hal itu dilakukan agar mereka berkeinginan untuk alih profesi[5] dan alih fungsi[6].
- Melakukan verifikasi untuk menvalidkan data by name and by address yang betul-betul berkeinginan untuk alih profesi dan alih fungsi dengan melibatkan elemen-elemen terkait sebagai tim verifikasi seperti Biro kesra Jatim, Dinsos Pemprov Jatim, Dinsos kota/kab, MUI, IDIAL Jatim, Camat, lurah, Ketua RT/RW serta TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan)
- Memberikan bantuan stimulus dan pemulangan. kepada WTS untuk dijadikan modal usaha serta untuk meneruskan keterampilan yang dimiliki. Setiap orang mendapatkan modal usaha dari Kementerian Sosial RI sekitar Rp. 3-5 Juta. WTS dipulangkan ke daerah mereka masing-masing, seperti Jember, Nganjuk, Madiun, Blora, Solo, Malang, Blitar, dan sebagainya.
- Pemantauan terhadap WTS yang sudah dipulangkan di daerah masing-masing yang dilakukan oleh TKSK dibawah koordinasi Dinsos kota/kab se-Jawa Timur.
- Menyamakan persepsi dengan instansi (pihak-pihak) terkait. Setiap pihak yang mendukung terhadap terlaksananya kegiatan dakwah ini harus mengadakan pertemuan untuk musyawarah dan merumuskan terhadap kegiatan dakwah yang efektif dan efisien.
- Ketika kegiatan pemulangan WTS sudah dilaksanakan (sukses), banyak pihak yang merasa berjasa memulangkannya. Ketika pihak-pihak tertentu bekerja atas nama masayarakat, maka tidak menonjolkan bahwasanya diirinya yang paling banyak memberikan konstribusi terhadap kegiatan pemulangan WTS. Mari bekerjasama untuk Memberikan rasa keamanan bagi masyarakat, karena pengembangan prostitusi sangat dicela dan dilarang agama, berdampak pada sikap dan perilaku masyarakat, merangsang terjadinya praktik seks bebas, merusak moral, nilai-nilai serta sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, dan pranata sosial.
- Logistik (dana) dakwah yang masih terbatas, pemerintah harus memberikan dana yang cukup terhadap aktivitas dakwah yang dilakukan oleh IDIAL Jatim. Karena tanpa keberadaannya, pengentasan prostitusi di Jatim tidak mungkin terjadi. Pada hakikatnya, pengentasan prostitusi adalah tugas dari Kementerian sosial RI serta melalui dinas sosial Jatim dan biro kesra Jatim. Namun, karena hal ini menjadi tugas kita bersama. Maka pihak-pihak manapun baik pemerintah maupun masyarakat harus membantu terhadap kegiatan dakwah ini.
BAB V
EVALUASI
A. Kelebihan
1. Dakwah networking (jaringan) ala IDIAL Jawa Timur
Dakwah yang dilakukan tanpa jaringan hasilnya bisa
dipastikan “kurang maksimal”, sedangkan dakwah yang dilakukan dengan membangun
jaringan atau sebuah kerjasama akan menimbulkan kekuatan yang efektif dan
efisien yang akan dapat mencapai hasil yang nyata dan maksimal. Dalam konteks
penanganan prostitusi, kejasama yang telah dilakukan IDIAL antara lain dengan Pemkot
Surabaya, Pemprov dan DPRD Jatim Pemprov Jawa Timur (Kesejahteraan masayarakat
dan Dinas Sosial), MUI Jawa Timur (karena memang IDIAL adalah anak kandung dan
lahir darinya), 37 anggota Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di Jawa Timur,
Kementrian Sosial RI serta pihak-pihak terkait.
2. Efektifitas dan efisiensi
Sentuhan melalui agama cukup efektif dan
efisien untuk menyadarkan Wanita Tuna Susila (WTS) agar kembali ke jalan yang
benar dalam mencari pekerjaan, daripada langkah konfrontatif seperti
penggusuran paksa. Apalagi strategi dakwah yang dilakukan tidak hanya berpusat
pada kegiatan dakwah bil-lisan, tetapi juga dengan strategi-strategi
yang lain. Selain dakwah bil-lisan, IDIAL juga memberikan bekal dengan modal usaha.
3. Elektebilitas yang baik.
IDIAL adalah lembaga pertama kali di Indonesia
yang berperan mengentas para WTS, bahkan mungkin juga di dunia. Anggotanya juga
bukan hanya para Da’i, tetapi seluruh tokoh masyarakat dari tingkat kecamatan
hingga RT. Namun, bentuk pendekatan dan kegiatannya sudah ter-embrio sejak
tahun 90-an di Lokalisasi Bangunsari. Dan
hasilnyapun luar biasa, Bangunsari
yang pada era 80-an termasuk
lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, saat
ini sudah
bersih dan tutup total.
4. Relevansi antara rencana dan aplikasi
IDIAL sebagai organisasi bergerak dibidang pengentasan
prostitusi di Jatim berhak mendapatkan pujian atas kesuksesannya di dalam
berdakwah. Hal itu terbukti dengan menurunnya angka WTS yang ada di Jatim
khusunya di kota Surabaya.
5. Manajemen yang sistematis
Berdasrkan SOP yang telah ditetapkan. Langkah
IDIAL untuk meningkatkan dakwah di lokalisasi sudah sistematis, sehingga dalam membantu WTS
menuju kehidupan bermartabat dapat termonitor dengan baik.
6. kaderisasi da’i-da’iyah
IDIAL tidak melakukan kaderisasi da’i-da’iyah
dan muballigh-muballighah dalam organisasi. Sehingga dikhawatirkan
ketika da’i-da’iyah dan muballigh-muballighah senioar sudah sepuh
tidak ada yang meneruskan perjuangannya, sementara lahan dakwah
masih banyak.
B. Kekurangan
- Belum ada kesamaan persepsi dengan instansi (pihak-pihak) terkait.
- Ketika kegiatan pemulangan WTS sudah dilaksanakan, banyak pihak yang merasa berjasa memulangkannya.
- Logistik (dana) dakwah yang masih terbatas.
C. Penutupan
Lokalisasi Prostitusi yang Sudah Dilakukan
Selama IDIAL didirikan hingga tahun 2012 penutupan
lokalisasi prostitusi yang sudah dilakukan oleh Pemprov Jatim dan IDIAL Jatim
adalah:
- Kota Surabaya 2 lokalisasi (yaitu Dupak Bangunsari dan Tambak asri, sedangkan Moro Senneng, Dolly, Klakah Rejo dan Jarak masih dalam proses penutupan)
- Kabupaten blitar ada 2 lokalisasi
- Kabupaten Tulung agung 2 lokalisasi
- Kabupaten Tuban 1 lokalisasi
- Kabupaten Banyuwangi 1 lokalisasi
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kita mengetahui
bahwa dakwah yang didesain dalam struktur organisasi itu lebih efektif dan
efisien dari dakwah yang dilakukan secara personal. Walaupun dakwah yang didesain dalam struktur
organisasi itu lebih efektif dan efisien, tidak harus struktur organisasi itu
menerima begitu saja. Artinya untuk menambah kesuksesan terhadap visi dan
misinya, organisasi harus mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai
tujuan sama dengan organisasi terkait.
Dalam
pembahasan tugas penelitian manajemen dakwah ini, saya berkesimpulan bahwa dakwah yang dilakukan oleh IDIAL itu sangat
efektif dan efisien. Selain pendekatan dakwah yang dilakukan, IDIAL juga
melakukan dakwah networking.
Sehingga apa yang menjadi visi dan misi organisasi berjalan secara sistematis
dan terkontrol.
Sebelum IDIAL
terbentuk, dakwah terhadap prostitusi di kota Surabaya sudah ada. Namun dakwah
yang dilakukan itu bersifat personal. Sehingga untuk menciptakan suatu tujuan
yang sama, maka dibentuklah IDIAL sebagai wadah dakwah untuk membersihkan Jatim
dan Surabaya khusunya dari prostitusi.
B. Saran
Demikian
pembahasan dari tugas penelitian manajemen dakwah saya. Saya
berharap semoga pembahasan dalam tugas penelitian manajemen dakwah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita, khusunya pemerhati aktivitas dakwah. Dan saya juga berharap kritik dan saran dari pembaca dosen “bapak Yusuf Amrozi, M.MT” untuk kesempurnaan dalam tugas saya
selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
[1] Mahasiswa Semester 3 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel (UINSA) Surabaya
[2] Tabsyir adalah
memberikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isisnya berupa berita-berita
yang menggembirakan orang yang menerimanya, seperti berita tentang janji Allah SWT
berupa pahala dan surga bagi orang yang selalu beriman dan beramal soleh. Da’i harus menekankan bahwa orang yang
bertaubat atas perbuatan amoral tersebut akan diampuni oleh Allha SWT, selama
nyawa kita masih belum sampai kerongkongan. Selain itu, mereka akan mendapatkan
keselamatan hidup di dunia dan akhirat, dimudahkan segala urusannya,
mendapatkan rezki, mendapatkan surga dan ridlo dari Allah SWT. Da’i tidak boleh
berdakwah dengan memberikan ancaman bahwa orang yang melakukan perbuatan
tersebut (baca: prostitusi) akan mendapatakan siksa dan adzab dari-Nya baik di
dunia maupun di akhirat. Mitra dakwah (baca: WTS) akan merasa takut, dan
akibatnya mereka berpotensi akan kembali lagi kepada jalan yang tidak diridloi
oleh Allah itu. Mitra dakwah lebih senang ketika pendakwah menekankan kepada
janji/pahala, dari pada ancaman dan siksaan yang diberikan oleh-Nya.
[3] Tandzir adalah kebalikan Tabsyir . Tandzir
adalah memberikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isisnya berupa
peringatan dan ancaman bagi orang yang melanggar syari’at Allah SWT. Bahwa mereka akan
mendapatkan siksa dan adzab dari-Nya baik di dunia maupun di akhirat.
[5]Alih fungsi, yaitu supaya wisma yang dimiliki oleh mucikari digunakan untuk
hal-hal yang bermanfaat. Seperti dijadikan toko, warnet dan lain-lain
[6] Alih profesi,
yaitu supaya WTS berhenti melakukan perbuatan amoral tersebut serta untuk
melakukan profesi halal sesuai bakat yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar