Oleh:
Syamsuriyanto[1]
Dibawah ini adalah hubungan antara new
media dengan dakwah yang yang dirasakan sebagai bentuk metode dakwah yang
efektif dan efisien:
a. New media dengan
software aplikasinya dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan dakwah. Hal lain
yang bisa kita manfatkan adalah dalam hal efisiensi. Jika secara fisik
kitab-kitab hadits yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan itu, dengan kemajuan
Teknologi Informasi cukup disimpan dalam sebuah komputer/flashdisk yang mudah
dibawa dan dibaca dimanapun. Dengan
melakukan digitasi teks telah banyak tersedia buku-buku elektronik (e-books)
yang dapat kita nikmati baik buku-buku tafsir, tarikh, kitab-kitab hadits,
kitab-kitab fiqih dan lain-lain. Aplikasi tersebut antara lain Al
Quran digital : memudahkan pencarian ayat dan topik-topik dalam Al-Qur’an, Maktabah
syamilah dan lain-lain.
b.
New media dengan VCD dan DVD-nya menjadi sarana dakwah yang sangat
efektif dan efisien. Rekaman kegiatan pengajian dan ceramah-ceramah para
mubaligh telah banyak yang disimpan dalam VCD maupun DVD sehingga dengan mudah
dapat didistribusikan ke daerah-daerah sasaran dakwah yang dekat maupun yang
jauh dengan cepat. Dengan media
tersebut, kita dapat belajar dan menyimak pelajaran dari para asatid di waktu
lain, dengan suasana lebih santai beserta orang-orang yang dikasihi.
c.
New media dengan aplikasi
ponsel celluler juga dapat digunakan untuk kepentingan dakwah. Hal ini nampak dari begitu banyaknya pemakai celluler, mulai dari
pengusaha kelas atas hingga pengusaha kelas bawah, bahkan tidak sedikit para
remaja pengangguran, pelajar yang belum memiliki panghasilanpun
banyak yang menggunakan celluler. Melihat begitu semaraknya celluler, maka
alangkah besar manfaatnya jika celluler digunakan sebagai media
dakwah, yaitu dengan cara memanfaatkannya sebagai media untuk mengirin
pesan-pesan normatif yang mengandung tsaqafah
Islamiyah .
d. New media dengan aplikasinya yang maju dan serba digital, dapat
dimanfaatkan juga menjadi dakwah lewat jual beli dengan prinsip-prinsip ekonomi
syari’ah. Sebab pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi[2]. Pertama ialah misi pembangunan ekonomi dan
bisnis yang berpedoman pada ukuran-ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan
bersifat universal, Kedua ialah pelaksanaan etika dan ketentuan hukum syariah
yang harus menjadi ciri kegiatan ekonomi umat Islam, dan ketiga
ialah membangun kekuatan ekonomi umat Islam, sehingga menjadi sumber
dana pendukung dakwah Islam yang dapat ditarik melalui zakat, infak,
sedekah, wakaf dan lain-lain.
e. New media dengan segala bentuk arus informasi yang ada, dapat mempermudah dan mempercepat untuk mengakses dimana saja dan kapan saja berada. Dengan adanya komunikasi dalam penyampaian
informasi tidak lagi dibatasi jarak maupun waktu. Dengan adanya e–mail orang bisa menyampaikan pesan secara langsung
walaupun dengan jarak yang jauh. Hal ini sangatlah efektif dan efisien dalam pengembangan
dakwah Islamiyah.
[1] Mahasiswa Semester
3 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya
[2] M.
Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi (Jakarta:
Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999), hlm. 389
Tidak ada komentar:
Posting Komentar