Oleh: Syamsuriyanto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya berdiri
pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan diterbitkannya SK No. 17/1961 oleh Menteri
Agama Republik Indonesia, dengan disahkannnya pendirian Fakultas Syariah di
Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Kemudian pada tanggal 01 Oktober 1964
di Kediri berdiri Fakultas Ushuluddin yang diresmikan berdasarkan SK Menteri
Agama No. 66/1964.
Kampus yang berada di Jalan Jend. A. Yani No. 117 itu resmi beralih
status menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang ditetapkan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Peraturan Presiden (Perpres) No
65/2013 yang resmi sejak 2 Oktober 2013. Launching resmi UINSA dilakukan pada 4
Desember 2013 oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Proses peralihan status ini
memakan waktu 4 tahun. Proposal alih status lembaga dan pembukaan program studi
baru (prodi) baru tersebut diajukan ke Kementerian Agama (Kemenag) dan
Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2009 ."Launching
resmi UINSA akan dilakukan pada 4 Desember mendatang oleh Menteri Agama," kata
Rektor UINSA, Prof Dr Abd A'la, M.Ag pada acara Launching resmi UINSA pada 4
Desember lalu di Auditorium UINSA.
Transformasi IAIN Sunan Ampel Surabaya menjadi UINSA Surabaya dibarengi
dengan pembukaan beberapa fakultas dan program studi baru yakni Fakultas
Kesehatan (FKES), Fakultas Ekonomi, dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Sains dan
Teknologi (Fa. Saintek) dan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).FKES
akan membuka prodi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan. FEBI membuka prodi
Ekonomi Syariah dan Ilmu Ekonomi. Sedangkan Fakultas Saintek membuka prodi
Sistem Informasi, Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu dan Teknologi
Lingkungan, Biologi, Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan. Dan Fisik membuka
prodi Sosiologi, Psikologi dan Ilmu Politik.” UINSA ini akan dibarengi dengan
pembukaan beberapa fakultas dan program studi baru yakni Fakultas Kesehatan (FKES),
Fakultas Ekonomi, dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Sains dan Teknologi (Fa.
Saintek) dan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).FKES akan membuka
prodi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan. FEBI membuka prodi Ekonomi Syariah
dan Ilmu Ekonomi. Sedangkan Fakultas Saintek membuka prodi Sistem Informasi,
Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu dan Teknologi Lingkungan, Biologi,
Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan. Dan Fisik membuka prodi Sosiologi,
Psikologi dan Ilmu Politik” kata rektor yang berasal dari Sumenep Madura
tersebut
Jadi dengan ditambahnya empat fakultas baru, UINSA mempunyai
sembilan fakultas, termasuk fakultas yang lama yaitu, Fakultas Adab dan Humaniora
(FAH), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum (FSIH), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) serta Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam (FUPI).
Menurut Muhammad Lutfi, mahasiswa program studi (prodi) Komunikasi
dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) yang mulai
menjadi mahasiswa pada tahun 2012 mengatakan bahwa, UINSA adalah universitas
Islam yang berada di tengah-tengah kota metropolitan, Surabaya. UINSA adalah
lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang tidak hanya mengajarkan dirasah
Islamiyah murni, namun juga mengajarkan tentang ilmu-ilmu umum (Sosial,
humaniora dan pendidikan), Bahkan UINSA kedepannya akan membuka fakultas umum
yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan studi keislaman. Jadi dalam hal
ini, UINSA tidak melakukan dikotomi keilmuan. “Saya bangga dengan UINSA yang
tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu keislaman murni, namun juga mengajarkan
tentang ilmu-ilmu umum, Bahkan menurut rektor kita Prof A’la, UINSA kedepannya
akan membuka fakultas umum yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan studi
keislaman, seperti Sistem Informasi, Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu
dan Teknologi Lingkungan, Biologi, Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan dan
lain-lain. Jadi dalam hal ini, UINSA
tidak melakukan pemisahan dalam dunia keilmuan”. Katanya dengan bangga.
Sedangkan menurut mahasiswa yang berasal dari Sumenep, Madura itu.
Ia memilih FDIK. Karena fakultas ini tidak hanya mengajarkan dakwah kepada
manusia secara tekstual (seperti yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh dengan dakwah khuruj-nya, metode klasik
seperti pada zaman Rasulluha Saw) serta dakwah bil lisan (ceramah agama,
pidato, khotbah dan lain-lain). Namun juga mengajarkan tentang dakwah bil
qalam (tulisan) dan dakwah bil hal (ketauladanan). “fakultas kebanggaan
kita ini, tidak hanya mengajarkan tentang dakwah klasik seperti pada zaman
Rasulluha Saw, namun juga tentang dakwah bil qalam (tulisan) dan dakwah bil
hal (ketauladanan)”. Katanya dengan lemah-lembut.
Sedangkan menurut mahasiswa yang lahir pada tanggal 04 April 1994
itu. Ia memilih prodi KPI, karena prodi ini mengajarkan dakwah bil lisan
(ceramah agama, Presenter reporter televisi dan penyiar radio dakwah). Prodi
ini juga mengajarkan tentang dakwah bil qalam (tulisan, buku dan
lain-lain), bahkan mengajarkan berdakwah melalui tulisan di blog sebagai media
dakwah Islam. Selain itu, prodi ini juga
mengajarkan tentang teori-teori dakwah melalui radio dan televisi. “Prodi
ini mengajarkan dakwah bil lisan (ceramah agama, Presenter reporter televisi
dan penyiar radio dakwah). Prodi ini juga mengajarkan tentang dakwah bil
qalam (tulisan, buku dan lain-lain), bahkan mengajarkan berdakwah melalui
tulisan di blog sebagai media dakwah Islam. Selain itu, prodi ini juga mengajarkan tentang teori-teori dakwah
melalui radio dan televisi, oleh karena ini saya masuk kuliah di prodi ini.
Menurut saya, prodi ini adalah prodi
yang paling modern di fakultas dakwah ”. lanjutanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar