Minggu, 08 Desember 2013

UINSA, KAMPUS KEBANGGAAN KITA

  
Oleh: Syamsuriyanto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya berdiri pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan diterbitkannya SK No. 17/1961 oleh Menteri Agama Republik Indonesia, dengan disahkannnya pendirian Fakultas Syariah di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Kemudian pada tanggal 01 Oktober 1964 di Kediri berdiri Fakultas Ushuluddin yang diresmikan berdasarkan SK Menteri Agama No. 66/1964.
Kampus yang berada di Jalan Jend. A. Yani No. 117 itu resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 65/2013 yang resmi sejak 2 Oktober 2013. Launching resmi UINSA dilakukan pada 4 Desember 2013 oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Proses peralihan status ini memakan waktu 4 tahun. Proposal alih status lembaga dan pembukaan program studi baru (prodi) baru tersebut diajukan ke Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2009 ."Launching resmi UINSA akan dilakukan pada 4 Desember mendatang oleh Menteri Agama," kata Rektor UINSA, Prof Dr Abd A'la, M.Ag pada acara Launching resmi UINSA pada 4 Desember lalu di Auditorium UINSA.
Transformasi IAIN Sunan Ampel Surabaya menjadi UINSA Surabaya dibarengi dengan pembukaan beberapa fakultas dan program studi baru yakni Fakultas Kesehatan (FKES), Fakultas Ekonomi, dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Sains dan Teknologi (Fa. Saintek) dan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).FKES akan membuka prodi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan. FEBI membuka prodi Ekonomi Syariah dan Ilmu Ekonomi. Sedangkan Fakultas Saintek membuka prodi Sistem Informasi, Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu dan Teknologi Lingkungan, Biologi, Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan. Dan Fisik membuka prodi Sosiologi, Psikologi dan Ilmu Politik.” UINSA ini akan dibarengi dengan pembukaan beberapa fakultas dan program studi baru yakni Fakultas Kesehatan (FKES), Fakultas Ekonomi, dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Sains dan Teknologi (Fa. Saintek) dan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).FKES akan membuka prodi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan. FEBI membuka prodi Ekonomi Syariah dan Ilmu Ekonomi. Sedangkan Fakultas Saintek membuka prodi Sistem Informasi, Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu dan Teknologi Lingkungan, Biologi, Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan. Dan Fisik membuka prodi Sosiologi, Psikologi dan Ilmu Politik” kata rektor yang berasal dari Sumenep Madura tersebut
Jadi dengan ditambahnya empat fakultas baru, UINSA mempunyai sembilan fakultas, termasuk fakultas yang lama yaitu, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FSIH), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) serta Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI).
Menurut Muhammad Lutfi, mahasiswa program studi (prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) yang mulai menjadi mahasiswa pada tahun 2012 mengatakan bahwa, UINSA adalah universitas Islam yang berada di tengah-tengah kota metropolitan, Surabaya. UINSA adalah lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang tidak hanya mengajarkan dirasah Islamiyah murni, namun juga mengajarkan tentang ilmu-ilmu umum (Sosial, humaniora dan pendidikan), Bahkan UINSA kedepannya akan membuka fakultas umum yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan studi keislaman. Jadi dalam hal ini, UINSA tidak melakukan dikotomi keilmuan. “Saya bangga dengan UINSA yang tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu keislaman murni, namun juga mengajarkan tentang ilmu-ilmu umum, Bahkan menurut rektor kita Prof A’la, UINSA kedepannya akan membuka fakultas umum yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan studi keislaman, seperti Sistem Informasi, Arsitektur, Ilmu Manajemen Kelautan, llmu dan Teknologi Lingkungan, Biologi, Matematika, Teknologi Ilmu Kelautan dan lain-lain. Jadi dalam hal ini, UINSA  tidak melakukan pemisahan dalam dunia keilmuan”. Katanya dengan bangga.
Sedangkan menurut mahasiswa yang berasal dari Sumenep, Madura itu. Ia memilih FDIK. Karena fakultas ini tidak hanya mengajarkan dakwah kepada manusia secara tekstual (seperti yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh dengan  dakwah khuruj-nya, metode klasik seperti pada zaman Rasulluha Saw) serta dakwah bil lisan (ceramah agama, pidato, khotbah dan lain-lain). Namun juga mengajarkan tentang dakwah bil qalam (tulisan) dan dakwah bil hal (ketauladanan). “fakultas kebanggaan kita ini, tidak hanya mengajarkan tentang dakwah klasik seperti pada zaman Rasulluha Saw, namun juga tentang dakwah bil qalam (tulisan) dan dakwah bil hal (ketauladanan)”. Katanya dengan lemah-lembut. 
Sedangkan menurut mahasiswa yang lahir pada tanggal 04 April 1994 itu. Ia memilih prodi KPI, karena prodi ini mengajarkan dakwah bil lisan (ceramah agama, Presenter reporter televisi dan penyiar radio dakwah). Prodi ini juga mengajarkan tentang dakwah bil qalam (tulisan, buku dan lain-lain), bahkan mengajarkan berdakwah melalui tulisan di blog sebagai media dakwah Islam. Selain itu, prodi ini juga  mengajarkan tentang teori-teori dakwah melalui radio dan televisi. “Prodi ini mengajarkan dakwah bil lisan (ceramah agama, Presenter reporter televisi dan penyiar radio dakwah). Prodi ini juga mengajarkan tentang dakwah bil qalam (tulisan, buku dan lain-lain), bahkan mengajarkan berdakwah melalui tulisan di blog sebagai media dakwah Islam. Selain itu, prodi ini juga  mengajarkan tentang teori-teori dakwah melalui radio dan televisi, oleh karena ini saya masuk kuliah di prodi ini. Menurut saya, prodi  ini adalah prodi yang paling modern di fakultas dakwah ”. lanjutanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar